SELEBRITI INSIDER - Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia diperkirakan akan merasakan bonus demografi, bertepatan dengan Indonesia yang berusia 100 tahun.
Bonus demografi ini tentunya membawa berbagai banyak kesempatan, namun juga tidak lepas dari tantangan.
Dari segi kesempatan, ini akan menjadi momentum untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, mengurangi angka pengangguran, serta pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Sinopsis Nakusha hari ini Kamis 16 Maret 2023, Gawat! Nakusha disekap oleh Nana, Dimanakah Datta?
Apabila tidak dipersiapkan dengan matang, hal ini, sebaliknya, dapat menjadi boomerang, di mana angkatan muda yang seharunya menjadi industry ready malah tidak siap menjawab kebutuhan industri, ataupun kurangnya lapangan kerja untuk menyerap generasi muda pada 2045 nanti.
Pada bulan Februari lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia terdahulu Zainuddin Amali membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan melalui Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kepmen) Nomor 23 Tahun 2023 yang ditetapkan akhir Februari lalu.
Pokja yang terdiri lebih dari 80 orang ini diketuai oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Niam Sholeh.
Pokja ini merupakan amanat Perpres No. 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan, yang kemudian disempurnakan melalui Perpres No. 43 Tahun 2022.
Adapun Merial Institute, Lembaga Think Tank Kepemudaan yang berfokus untuk mendorong implementasi Perpres yang ditandatangani Presiden Jokowi sejak tahun 2017 dan penyempurnaannya tahun 2022, kembali menjadi bagian dari Pokja Kemenpora tahun 2023 setelah tahun-tahun sebelumnya konsisten berkontribusi pada pembangunan pemuda menuju Indonesia Emas 2045.
Direktur Eksekutif Merial Institute M. Arief Rosyid Hasan menyampaikan, “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Presiden Jokowi dan segenap jajaran Kemenpora yang telah memberikan kepercayaan dan senantiasa memberikan ruang bagi Merial Institute untuk menjadi bagian dari inisiatif-inisiatif Kemenpora dalam bidang kepemudaan. Di antara begitu banyaknya ide tentang pemuda, jangan sampai pemuda hanya dijadikan objek dari narasi-narasi yang sering kita dengar. Agar semua narasi itu menjadi konkrit, ketika bicara soal pemuda, kita harus menempatkannya sebagai subjek yang ikut duduk dan diberikan ruang untuk berpartisipasi, bahkan sampai tahap pembuatan kebijakan, atau sering kita kenal dengan istilah participatory policy making.”
Baca Juga: Ingin mengajukan KUR BRI 2023? Yuk simak syarat dan ketentuannya disini
Arief yang menjabat sebagai Ketua Umum PB HMI 2013-2015 ini juga menyampaikan bahwa dibentuknya Tim Nasional Kepemudaan menegaskan komitmen Presiden Joko Widodo dan beserta segenap jajaran Kemenpora, yang bukan hanya saja fokus membangun olahraga Indonesia, tetapi juga serius memperhatikan isu-isu kepemudaan di negara ini.
“Pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagainama setiap Kementerian dan Lembaga bekerja sama meningkatkan berbagai program kepemudaan dari hulu ke hilir, mulai dari kebijakan hingga program pemberdayaan pemuda. Koordinasi lintas sektor yang didorong Pak Presiden sejak 2017 ini bicara soal kolaborasi, gotong royong. Jangan sampai egosektoral yang tinggi menjadi hambatan dalam kerja sama yang seharusnya menjadi kekuatan bangsa Indonesia, bahkan sejak jaman Bung Karno dulu.. Alhamdulillah, sejak pandemi ini, semangat gotong royong dan kolaborasi semakin kuat dan kembali hidup di tengah masyarakat,” ucapnya.
Artikel Terkait
Tiba di Pekanbaru, Jokowi dan menteri belanja sweater lokal. Erick Thohir bangga pakai brand lokal Hammer
Kaesang Pangarep minggir dulu ya, Jokowi mendadak jadi idola baru di Pekanbaru
Tulis Ujaran Tak Pantas Kepada Jokowi, Oknum Karyawan Kampus Unibi Langsung Dipecat
Hanya demi konten, Intip Video ibu beri kopi saset ke bayi 7 bulan di Gowa, Presiden Jokowi singgung kasus ini
Presiden Jokowi turut berduka akibat Gempa 7,8 magnitudo di Turki dan Suriah, korban hampir 5000 jiwa
Momentum Hari Pers Nasional 2023, Presiden Jokowi sebut tantangan pers saat ini